Sunday, December 12, 2010




Mencintai Masjid

Masjid merupakan salah satu sarana pembinaan umat yang mendapat perhatian begitu besar dari Rasulullah SAW. Karena itu, pada saat singgah di Quba dalam perjalanan hijrah ke Madinah, beliau membangun masjid yang kemudian diberi nama dengan masjid Quba, bahkan ketika sampai di Madinah, bangunan pertama yang didirikan adalah masjid yang kemudian diberi nama dengan masjid Nabawi.



Rasulullah menyatakan pula bahwa kedudukan tinggi akan diraih oleh orang-orang yang memiliki perhatian terhadap masjid. Orang yang membangun masjid di dunia misalnya, akan dibangunkan istana di dalam surga. Begitu pula dinyatakan bahwa yang memakmurkan masjid-masjid Allah hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah. (QS. At Taubah: 18).

Karena itu, setiap muslim harus memiliki perhatian dan cinta yang besar kepada masjid. Kecintaan yang besar kepada masjid akan membuat seorang muslim memiliki rasa tanggung jawab yang besar terhadap pemakmurannya.Yang menjadi persoalan kemudian adalah, bagaimana setiap muslim membuktikan rasa cinta kepada masjid itu ?

Tanda Orang Mencintai Masjid

Tanda-tanda kecintaan seorang muslim terhadap masjid di antaranya, pertama, rindu pada masjid. Cinta pada sesuatu biasanya membuat seseorang rindu pada sesuatu itu karena memang hatinya telah terikat dan terpaut kepadanya. Karena itu, kecintaan seorang muslim kepada masjid seharusnya membuat hatinya selalu terpaut kepadanya sejak ia keluar dari masjid hingga kembali lagi ke masjid.

Ketika seseorang telah memiliki ikatan hati yang begitu kuat dengan masjid, maka dia akan menjadi salah satu kelompok orang yang kelak akan dinaungi oleh Allah SWT pada hari akhirat, "Ada tujuh golongan orang yang akan dinaungi Allah yang pada hari itu tidak ada naungan kecuali naungan Allah, di antaranya seseorang yang hatinya selalu terpaut dengan masjid ketika ia keluar hingga kembali kepadanya" (HR. Bukhari dan Muslim).

Kedua, berkorban untuk masjid. Ketika seseorang hendak memakmurkan masjid, maka diperlukan pengorbanan yang besar, baik harta, jiwa, tenaga, waktu, pikiran, ilmu, serta pengalaman dan ketrampilan yang dimiliki. Bahkan Rasulullah SAW sendiri ketika membangun masjid, beliau rela memikul batu bata hingga para sahabat pun semakin semangat untuk bekerja.

Disamping itu, ketika ada sahabat yang menjadi jamaah masjid mengalami kesulitan ekonomi, beliau korbankan hartanya untuk membantu sahabat yang sulit itu hingga teratasi kesulitannya. Yang jadi pertanyaan, mengapa untuk membangun rumah Allah yang haq saja sebagian muslimin masih merasa enggan?

Ketiga, membersihkan masjid. Kecintaan seorang muslim pada suatu benda biasanya membuatnya harus selalu memperhatikan dan merawat benda itu. Begitu juga semestinya kecintaan seorang muslim kepada masjid. Karena itu, masjid yang dimiliki harus terawat dan terpelihara kebersihan dan kenyamanannya, bahkan sangat dianjurkan untuk memberi wewangian agar menjadi harum baunya, baik pada ruang peribadatan, ruang pertemuan maupun ruang wudhu dan kamar mandi.

Tapi hari ini, banyak masjid-masjid kaum muslimin yang tidak terpelihara kebersihannya, sehingga kesegaran dan kenyamanan di dalam masjid tak didapatkan.

Padahal, jauh-jauh hari Rasulullah SAW memerintahkan setiap muslim untuk menjaga kebersihan masjid. Dari Aisyah ra, ujarnya, "Rasulullah SAW memerintahkan membangun masjid di kampung dan membersihkan serta memberinya wangi-wangian." (HR. Ahmad, Abu Daud dan Tirmidzi).

Keempat, rajin mendatangi masjid. Kecintaan seorang muslim terhadap masjid, bisa terlihat dari rajinnya ia mendatangi masjid itu. Tujuannya, jelas selain untuk melaksanakan shalat berjama'ah (khusus muslimin) juga untuk melaksanakan ibadah lainnya.

Rajinnya seseorang mendatangi masjid untuk beribadah, menjadi salah satu tanda bahwa ia adalah orang yang benar imannya. Rasulullah SAW bersabda, "Apabila kamu sekalian melihat seseorang biasa ke masjid, maka saksikanlah bahwa ia benar-benar beriman." (HR. Tirmidzi).

Kelima, tidak menyalahgunakan masjid. Masjid merupakan sarana untuk mengagungkan asma Allah SWT dengan segala aktivitas yang tidak bertentangan dengan ketentuan-Nya. Karena itu, Allah dan Rasul-Nya melarang seseorang yang berada di masjid untuk melakukan dua hal.



Pertama, menjadikan masjid sebagai tempat untuk jual beli, "Bila kamu melihat orang berjual beli di dalam masjid, maka katakanlah kepadanya: “Semoga Allah tidak menguntungkan perdagangan kamu." (HR. Nasa’i dan Tirmidzi).

Kedua, mencari barang yang hilang, “Barangsiapa mendengar seseorang mencari sesuatu yang hilang dalam masjid, hendaklah dikatakannya, “Semoga Allah tidak mengembalikannya kepadamu”, sebab masjid didirikan bukan untuk itu." (HR. Muslim).

Keenam, menghormati masjid. Bila seseorang cinta pada orang lain, biasanya ia akan menghormati orang yang dicintainya itu dengan berbagai cara yang baik. Demikian pula halnya dengan kecintaan seorang muslim kepada masjid. Ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk menunjukkan penghormatan kepada masjid. Penghormatan itu antara lain;

Pertama, melaksanakan shalat tahiyyatul masjid ketika memasukinya. Rasulullah SAW bersabda, "Bila salah seorang di antara kamu datang ke masjid, maka hendaklah ia shalat dua rokaat sebelum duduk." (HR. Jamaah dari Abu Qatadah)

Kedua, jangan mendatangi masjid dengan bau-bau yang tidak sedap seperti mulut yang bau bawang merah, bawang putih begitu pula bau rokok. Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa makan bawang putih, bawang merah, maka janganlah sekali-kali mendekati masjid kami, sebab malaikat merasa terganggu oleh apa-apa yg mengganggu manusia.” (HR. Ahmad, Bukhari dan Jabir)

Ketiga, membuang segala kotoran dari dalam masjid, Rasulullah SAW bersabda, “Dihadapkan padaku semua pahala yang diperbuat umatku, sampai-sampai kepada satu kotoran yang dikeluarkan oleh seseorang dari dalam masjid." (HR. Abu Daud, dan Tirmdizi)

Dari uraian di atas, menjadi jelas bagi setiap muslim bahwa, masjid merupakan tempat yang harus dicintai sebagaimana seseorang mencintai rumahnya sendiri.

Oleh karena itu, perhatian seorang muslim kepada masjid harus selalu ditingkatkan dari waktu ke waktu agar masjid tidak lagi merana seperti banyak terjadi sekarang. Wallahua'lam.